Monday 10 April 2017

KANKER Bukanlah Akhir Segalanya

Setelah sekian lama saya mengidap kanker kelenjar getah bening, dan menjalani operasi pengangkatan tumor di leher bagian kanan saya, kehidupan saya kembali berjalan. Aktivitas profesi yang sempat terganggu karena adanya pembengkakan yang cukup besar dibagian leher bagian kanan akhirnya kembali berjalan normal seperti sediakala. Tumpukan berkas-berkas yang harus dipelajari dan diikaji serta dianalisa kembali menjadi rutinitas harian yang saya lakukan,

Awalnya, saya tidak pernah menyangka akan menderita kanker kelenjar getah bening. Saat menjalani rutinitas profesi yang berjalan dari satu pulau ke pulau lainnya, saya menyempatkan pulang ke kampung halaman di Bangkinang Riau. Saat berada di kampung halaman, salah satu saudara tertua saya melihat ada bengkak yang cukup besar di leher bagian kanan. Dan, setelah saya perhatikan ternyata memang cukup besar pembengkakan dileher. Seketika, saya hanya menyimpulkan bahwa kemungkinan saya menderita masuk angin belaka, karena seringnya melakukan perjalan antar pulau dan daerah yang cukup memakan waktu.

Pulang dari kampung halaman, kemudian saya melanjutkan profesi saya di salah satu daerah di Jawa Timur. Karena adanya waktu senggang, kemudian saya mencoba melakukan pengecekan pembengkakan yang juga tidak kembali dibagian leher. Awalnya saya mengecek pada salah satu Rumah Sakit Swasta yang cukup ternama, dan ternyata salah satu dokter yang melakukan pemeriksaan menduga saya mengalami kanker nasofaring. Kesimpulan ini tidak serta merta saya terima begitu saja, karena saat ditanya apakah saya merokok atau tidak, lalu dokter tersebut langsung menyimpulkan saya menderita kanker nasofaring.

Belum menerima hasil diagnosa dokter pertama, kemudian saya melanjutkan pemeriksaan kepada salah satu rumah sakit lainnya yang juga memiliki beberapa dokter yang cukup terkenal dan ahli dibidangnya. Saat pemeriksaan kedua ini, dokter meyampaikan dari gejala yang saya alami, kemungkinan saya menderita kanker kelenjar getah bening. Untuk lebih memastikannya ada baiknya saya melakukan beberapa rangkain test laboratorium.

Masih belum yakin dengan diagnosis dokter kedua ini, kemudian saya memutuskan untuk menemui salah satu dokter yang cukup saya kenal baik, karena dokter tersebut adalah klien tetap saya dalam menjalani profesi. Pada dokter ketiga ini, setelah dilakukan diagnosis, diduga saya menderita kanker kelenjar getah bening dan lebih baik dilakukan pemeriksaan lanjutan. Atas arahan dokter ketiga ini, kemudian saya melakukan pemeriksaan FNaB (Finee Needle Aspiration Biopsy) yang dilakukan dengan jarum suntik pada bagian leher saya yang bengkak.

Untuk hasil FNaB ini, saya harus menunggu hasilnya beberapa saat. Setelah hasil FNAB ini keluar, maka kemudian saya mengkonsultasikan kembali dengan dokter ketiga yang telah menganjurkan FNAB tersebut. Dari hasil konsultasi lanjutan, saya disarankan untuk melakukan operasi dan biopsi kembali dengan mengangkat jaringan yang ada di bengkakan leher bagian kanan saya. Hal ini membuat saya merasa cukup khawatir.

Setelah berkonsultasi dengan keluarga, kemudian akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di rumah sakit di Malaka Malaysia. Menurut keluarga saya, ada baiknya konsultasi dan diperiksa ulang dengan rumah sakit yang di Malaka karena ada beberapa kejadian, dimana pasien telah dikatakan positif menderita kanker di Indonesia, ternyata bukanlah kanker yang dideritanya. Hal ini menjadikan keraguan kembali dalam diri saya.

Akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di Rumah Sakit Mahkota Medical di Malaka Malaysia. Rumah sakit yang tidak terlalu besar seperti rumah sakit yang ada di Indonesia, tapi sungguh layanan yang diberikannya sangat berbeda jauh dengan rumah sakit-rumah sakit yang ada di Indonesia. Layanan Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka ini sungguh membuat saya merasa berada pada lingnkungan rumah dan keluarga. Dokter, perawat dan petugas administrasinya sungguh siap membantu apapun hal yang saya butuhkan, karena saya berangkat sendirian ke Malaka.

Setelah berkonsultasi dengan salah satu dokter ahli, saya kemudian dipindahkan ke dokter ahli lainnya karena lebih tepat pada dokter lainnya. Tapi, setelah menuju dokter ahli kedua ini, ternyata sasya diminta ke dokter ahli bedah leher dan kepala karena lebih tepatnya ke dokter ahli bedah leher dan kepala. Meski saya dipindah ke 3 dokter ahli y ang berbeda, hal ini tidak memakan waktu yang cukup lama, karena setiap datang ke ruangan dokter ahli tersebut, saya langsung dilayani pemeriksaannya dan dilakukan diagnosis awal. Untuk tiga layanan dokter ahli ini, saya hanya dibebankan pembayaran dokter ahli terakhir, karena dokter ahli terakhirlah yang melakukan pemeriksaan final dan memberikan hasil diagnosis kepada saya.

Dari hasil diagnosis yang telah ada itu, kemudian saya harus menunggu beberapa hari untuk menentukan tindakan selanjutnya. Karena waktu pekerjaan yang masih ada yang harus kerjakan di Indonesia, kemudian saya menyampaikan kepada perawa yang menjadi administrasi pada dokter ahli ini bahwa saya harus kembali ke Indonesia dulu. Dan, dijawab nanti saya akan dikabari lewat telepon atau email, tindakan selanjutnya.

Beberapa hari kemudian, saya dihubungi perawat dari Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka, bahwa saya harus menjalani operasi pengangkatan bagian leher yang bengkak untuk diambil samplenya dan ditentukan tindakan yang harus dilakukan. Dalam penjelasan yang disampaikan perawatnya melakui Whatsapp saya, juga dijelaskan rangkaian tindakan yang akan diambil dan besaran biaya yang dibutuhkan dalam operasi ini termasuk biaya rumah sakit dan obat-obatannya. Sungguh sesuatu yang tidak pernah saya rasakan pada rumah sakit-rumah sakit di Indonesia, dimana biaya yang akan kita keluarkan dusah ada perkiraannya dan hasil perkiraan ini tidak akan berbeda jauh dengan pembayaran final yang akan kita lakukan.

Saya kemudian memutuskan untuk berangkat melakukan operasi pengangkatan tumor yang ada dibagian leher bagian kanan ke Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka. Keberangkatan saya ini juga sendirian dan tanpa didampingi oleh siapa pun. Saat saya sampai di Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka, kemudian saya langsung dilayani perawat bagian administrasi pada dokter ahli bedah kepada dan leher ini, dan saat mengetahui bahwa saya berangkat sendirian tanpa ada yang mendampingi, perawat tersebut langsung menyampaikan akan mengurus berbagai hal yang saya butuhkan. Khusus untuk barang-barang bawaan saya, bisa dititipkan di bagian administrasi di depan kamar inap dan akan dijaga dengan baik oleh bagian administrasi tersebut.

Akhirnya operasi pun dijalankan, dan hasilnya cukup sukses. Tumor-tumor yang ada dibagian leher bagian kanan saya kemudian telah diangkat dan pembengkakan di bagian leher saya sudah tidak lagi terlihat. Saya harus menginap di Rumah Sakit Mahkota Medical Malaka ini selama 2 hari 3 malam, dan sungguh layanan yang belum pernah saya rasakan di rumah sakit- rumah sakit di Indonesia, dimana begitu ranahnya perawat-perawat dan dokter yang ada di rumah sakit ini.

Setelah selesai perawatan, kemudian saya melakukan konsultasi lanjutan dengan dokter yang telah melakukan pembedahan pada leher dan hasilnya saya harus menjalankan kemotheraphy agar dapat sembuh total. Suatu putusan yang saya belum bisa mengambil putusannya saat itu.

Kemudian saya kembali ke kampung halaman, dan keluarga besar saya tetap menyarankan agar saya menjalani kemotheraphy supaya benar-benar pulih. Untuk kemotheraphy sendiri, karena di Indonesia saat ini telah di cover oleh BPJS, bisa saja kemoteraphynya dilakukan di Indonesia.

Saya kemudian mengurus rujukan untuk melaksanakan kemotheraphy di salah satu Rumah Sakit di Jawa Timur, dan akhirnya urusan tetek bengek admnistrasi harus saya jalani. Setelah urusan rujuk sana rujuk sini selesai, saya kemudian mencoba menuju rumah sakit tersebut, dan harus mengalami apa yang dialami sebagian besar pasien yang ada di Indonesia terutama sekali pasien BPJS.

Karena tidak cukupnya waktu, akhirnya saya tidak jadi menjalani kemotheraphy ini, dan hingga saat ini sejak akhir tahun 2016, saya menjalani kehidupan normal setelah diangkatnya tumor di bagian leher kanan saya tersebut. Kini, saya hanya mencoba hidup secara sehat dan menjaga makanan, semoga kanker yang ada di dalam tubuh ini tidak berkembang dan mengganggu organ-organ di dalam tubuh saya. Pengobatan terbesar yang saya lakukan saat ini adalah perbanyak istighfar dan dzikrullah, semoga dengan dzikir dan istighfar mampu menguatkan sel-sel darah yang ada ditubuh.

Hanya Berbagi
14 Rajab 1438

No comments:

Post a Comment

SHALAT DHUHA

Sholat Sunat Dhuha adalah shalat sunnah yang bisa dilakukan setelah matahari terbit dan sebelum dzuhur. Atau kira-kira dari jam 07.30 samp...