Wednesday 29 March 2017

MAKNA DZIKIR BAGI MANUSIA

Dzikir berarti menyebut dan mengingat. Dzikrullah menyebut dan mengingat Allah SWT. Dzikir yang baik mencakup dua makna di atas; menyebut dan mengingat. Dzikir dengan hanya menyebut dengan lisan tanpa menghadirkan hati tetap bisa mendatangkan pahala, namun tentu dzikir macam ini berada pada tingkat yang paling rendah. Dzikir dengan lisan tanpa menghadirkan hati dan pikiran bisa saja memberi pengaruh terhadap hati dan keimanan seseorang, tetapi pengaruhnya tidak sebesar dzikir sambil menghadirkan hati. Paling baik adalah dzikir dengan lisan sambil menghadirkan hati.



Dalam ajaran Islam, banyak kesempatan dan sarana yang Allah sediakan bagi hamba-Nya untuk melaksanakan ibadah dzikir ini. Dalam kehidupan, ada berbagai doa yang bisa dibaca dalam beragam aktivitas dan kesempatan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, hampir seluruh satuan kegiatan ada doa khusus. Paling tidak, dalam setiap aktivitas manusia secara umum, semestinya dimulai dengan membaca basmalah, yang juga mengandung makna dzikir; menyebut dan mengingat Allah SWT. 
Rasul Saw bersabda: “Setiap amal yang tidak dimulai dengan nama Allah SWT, maka ia terputus dari keberkahan”. (HR. Abu Dawud).
Ibadah dzikir cukup simpel dan mudah dilakukan. Tidak harus dengan persiapan khusus, tempat khusus dan waktu khusus. Dalam kondisi apapun diperbolehkan, asal tidak pada tempat-tempat yang kotor dan menjijikkan. Setiap hamba-Nya bisa memanfaatkan waktu yang senggang dan kosong untuk berdzikir. Berdzikir bisa dilakukan pada waktu menunggu antrian, waktu menunggu lampu merah, dan seterusnya. Mengisi waktu kosong dengan dzikrullah, bisa membantu seseorang terhindar dari perbuatan sia-sia dan dosa. Karena waktu dan kesempatan yang kosong berpeluang dua hal; kebaikan atau keburukan, positif atau sebaliknya.
Dzikrullah adalah satu ibadah yang sangat mulia dan begitu dianjurkan. Keutamaan dan nilai dari ibadah ini begitu besar dan beragam. Bahkan dapat disimpulkan bahwa sangat tidak sebanding antara upaya dan energi yang dikeluarkan untuk melakukan ibadah dzikir dengan keutamaan yang disediakan. Dzikir adalah ibadah yang tidak begitu memerlukan upaya dan pengorbanan besar.
Al-Qur’an dan Hadits sangat menganjurkan juga mengisyaratkan betapa mulia ibadah dzikir. Allah memerintah hamba-Nya untuk banyak berdzikir, tanpa dibatasi jumlahnya. “Wahai orang-orang yang beriman banyak-banyaklah berdzikir kepada Allah. (Al-Ahzab: 41). Dzikir dari sisi waktu pelaksanaannya terbagi menjadi dua; pertama dzikir muqayyad (terikat/tertentu), kedua dzikir muthlak (bebas). Dzikir muqayyad (terikat/tertentu) dilakukan dengan jumlah yang ditentukan oleh nash hadits. Sebagaimana dzikir setelah shalat lima waktu. 
Adapun dzikir muthlak (bebas) boleh dilakukan dalam jumlah yang tidak terbatas. Adanya pembagian kepada dzikir muthlak (bebas) ini memberikan peluang bagi hamba-Nya untuk sering melakukan dzikrullah. Sebagaimana Allah memotivasi hal tersebut seraya mengisyaratkan bahwa sering berdzikir adalah kebiasaan atau tradisi orang-orang yang “cerdas”. Allah berfirman: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal (cerdas). Yaitu orang-orang yang berdzikir (mengingat) Allah dalam kondisi berdiri, duduk dan berbaring. (Ali Imran: 190-191).
Rasulullah juga menjelaskan dzikrullah menjadi pembeda seorang yang ‘hidup’ dan ‘mati’. Diriwayatkan dari Abu Musa, Rasulullah bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir mengingat Allah dan yang tidak pernah berdzikir kepadaNya bagai orang yang hidup dan mati”. (HR. Baihaqi). Tentu, maksud hidup dan mati di sini pada sisi hati dan batin. Dalam hadits lain disebutkan: “Sesungguhnya hati itu bisa berkarat sebagaimana besi bila dikenai air”. Rasul ditanya: “Apa penawarnya wahai Rasul?” Rasul bersabda: “Mengingat kematian dan membaca Al-Qur’an. (HR. Baihaqi). Dan membaca Al-Qur’an termasuk  dzikrullah yang paling utama.
Siapa yang senantiasa melantunkan dzikir hatinya bisa hidup, dan sebaliknya siapa yang jauh dari dzikrullah, akan terancam mati hati. Hidup dan mati hati pada selanjutnya akan menentukan moral dan prilaku hamba-Nya. Selanjutnya juga akan menentukan nilai dan kualitas kehidupan hamba-Nya. 
Tentu ibadah ini dilakukan dengan tata cara dan adab yang tidak melanggar ajaran dan etika dalam Islam. Dua hal secara umum yang menjadi syarat agar ibadah dzikir diterima adalah Pertama, motivasi untuk mendapat ridha dan balasan baik dari Allah dan Kedua, tata cara pelaksanaannya sesuai tuntutan syariah. Tata caranya tidak berbau kesyirikan, tidak mendatangkan mafsadah (kerugian) baik terhadap pribadi maupun orang lain, tidak mengganggu kepentingan umum, dan sebagainya. Dan tentunya banyak berdzikir tidak sepatutnya mengganggu kewajiban lain, karena berdzikir adalah ibadah sunnah, yang tidak boleh mengganggu aktivitas yang wajib.
Manfaat Berdzikir
Demikian, begitu besar keutamaan dzikrullah, sebagaimana  ditegaskan dalam Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya berdzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya-.” (Al-’Ankabut: 45). Agar termotivasi untuk memperbanyak dzikrullah, perlu mengetahui manfaat dari ibadah ini. Satu kiat yang umum diketahui, bahwa agar seseorang termotivasi melakukan suatu hal, maka ia perlu mengetahui manfaat dari hal tersebut.
Sejak abad 13 Masehi, Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam kitab Al-Wabil Ash Shayyib menyebutkan manfaat dari dzikrullah sebanyak tujuhpuluh tiga, diantaranya sebagai berikut:
·         Mengusir setan.
·         Mendatangkan ridha Ar Rahman.
·         Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.
·         Hati menjadi gembira dan lapang.
·         Menguatkan hati dan badan.
·         Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.
·         Mendatangkan rizki.
·          Orang yang berdzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.
·         Mendatangkan inabah, yaitu kembali pada Allah ‘Azza wa Jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah dengan banyak berdzikir pada-Nya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah dalam setiap keadaan.
·         Meraih apa yang Allah sebut dalam ayat: “Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah:152). Seandainya tidak ada keutamaan dzikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.
·         Hati akan semakin hidup. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Dzikir bagi hati seperti air yang dibutuhkan ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut berpisah dari air?”.
·         Dzikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.
·         Akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di Hari Kiamat.
·         Dzikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan Hari Kebangkitan.
·         Dzikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati bisa jadi sadar dengan dzikir.


No comments:

Post a Comment

SHALAT DHUHA

Sholat Sunat Dhuha adalah shalat sunnah yang bisa dilakukan setelah matahari terbit dan sebelum dzuhur. Atau kira-kira dari jam 07.30 samp...